Advertisement

Promo November

Begini Kesaksian Suporter Arema tentang Awal Mula Tragedi Kanjuruhan

Newswire
Senin, 03 Oktober 2022 - 05:27 WIB
Budi Cahyana
Begini Kesaksian Suporter Arema tentang Awal Mula Tragedi Kanjuruhan Polisi mengevakuasi bangkai mobil polisi di lapangan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Akibat kerusuhan yang terjadi di stadion tersebut menyebabkan 13 mobil rusak, 10 di antaranya mobil polisi dan tiga mobil pribadi. - Antara/Zabur Karuru.

Advertisement

Harianjogja.com, MALANG—Pendukung Arema FC dari wilayah Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menceritakan kronologi Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia.

Aremania Korwil Bantur The Black Lion Slamet Sanjoko di Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) mengatakan pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya berjalan kondusif.

Advertisement

"Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin," kata Sanjoko.

Sanjoko menjelaskan karena dua orang suporter Arema tersebut terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan, akhirnya dua orang itu diizinkan masuk ke lapangan.

Menurutnya, setelah kedua orang tersebut diizinkan untuk memasuki area lapangan, mereka ternyata menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan dan meminta pemain meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.

"Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ujarnya.

Ia menambahkan, setelah aksi dari dua orang suporter tersebut, pendukung lainnya untuk memasuki area lapangan. Namun, ia tetap meminta kepada rekan-rekannya yang dari wilayah Bantur untuk tidak ikut masuk ke dalam lapangan.

Setelah melihat situasi mulai tidak terkendali, ia bersama rekan-rekannya segera mengemasi bendera yang mereka bawa. Selain itu, ia bersama sejumlah Aremanita bergegas mencari jalan keluar karena khawatir situasi akan memburuk.

"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribune, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata," ujarnya.

Ia menyayangkan adanya penembakan gas air mata ke arah tribune dan membuat para penonton panik dan berusaha untuk berhamburan keluar. Saat itu, lampu di dalam Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski tribune masih penuh penonton.

BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Berjanji Usut Tuntas Pengamanan Pertandingan

"Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribune? Salah apa, tapi ditembak gas air mata?" ujarnya.

Petugas keamanan menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya. Setelah peluit panjang ditiup, ribuan suporter masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain serta ofisial.

Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 125 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Sambut Musim 2025, Ini Tampilan Baru MotoGP Tahun Depan

Olahraga
| Senin, 18 November 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement