Begini Kesaksian Suporter Arema tentang Awal Mula Tragedi Kanjuruhan
Advertisement
Harianjogja.com, MALANG—Pendukung Arema FC dari wilayah Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menceritakan kronologi Tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia.
Aremania Korwil Bantur The Black Lion Slamet Sanjoko di Kabupaten Malang, Minggu (2/10/2022) mengatakan pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya berjalan kondusif.
Advertisement
"Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin," kata Sanjoko.
Sanjoko menjelaskan karena dua orang suporter Arema tersebut terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan, akhirnya dua orang itu diizinkan masuk ke lapangan.
Menurutnya, setelah kedua orang tersebut diizinkan untuk memasuki area lapangan, mereka ternyata menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan dan meminta pemain meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.
"Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ujarnya.
Ia menambahkan, setelah aksi dari dua orang suporter tersebut, pendukung lainnya untuk memasuki area lapangan. Namun, ia tetap meminta kepada rekan-rekannya yang dari wilayah Bantur untuk tidak ikut masuk ke dalam lapangan.
Setelah melihat situasi mulai tidak terkendali, ia bersama rekan-rekannya segera mengemasi bendera yang mereka bawa. Selain itu, ia bersama sejumlah Aremanita bergegas mencari jalan keluar karena khawatir situasi akan memburuk.
"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribune, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata," ujarnya.
Ia menyayangkan adanya penembakan gas air mata ke arah tribune dan membuat para penonton panik dan berusaha untuk berhamburan keluar. Saat itu, lampu di dalam Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski tribune masih penuh penonton.
BACA JUGA: Tragedi Kanjuruhan, Kapolri Berjanji Usut Tuntas Pengamanan Pertandingan
"Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribune? Salah apa, tapi ditembak gas air mata?" ujarnya.
Petugas keamanan menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan seusai laga antara Arema FC melawan Persebaya. Setelah peluit panjang ditiup, ribuan suporter masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain serta ofisial.
Berdasarkan data terakhir, korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 125 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Sambut Musim 2025, Ini Tampilan Baru MotoGP Tahun Depan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Laga Filipina vs Indonesia Diawali Hening Cipta untuk Pele
- Indonesia Melaju ke Semifinal Piala AFF 2022 Sebagai Runner Up Grup
- Klasemen Grup A Piala AFF 2022: Indonesia Kalah Selisih Gol dari Thailand
- PSIS Semarang Perpanjang Kontrak Fredyan 'Ucil'
- Pelatih Arema FC Minta Manajemen Rekrut Playmaker Asing
- PSIS Semarang Rekrut Adi Satryo
- Modric Tolak Tawaran Gabung Al Nassr
Advertisement
Advertisement