Advertisement

Manajemen PSS Sleman Kecam Aksi Pengeroyokan Suporter

Jumali
Minggu, 28 Agustus 2022 - 20:17 WIB
Jumali
Manajemen PSS Sleman Kecam Aksi Pengeroyokan Suporter Direktur Utama PT PSS, Andy Wardhanaputra / Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN — Manajemen PSS Sleman mengecam terkait aksi pengeroyokan yang membuat  Aditya Eka Putranda, salah satu suporter PSS Sleman meninggal dunia.

Aditya Eka Putranda meninggal diduga karena dikeroyok oleh beberapa oknum suporter usai menonton pertandingan antara PSS menghadapi Persebaya, Sabtu (27/8/2022) malam.

Advertisement

"Kami keluarga besar PSS turus prihatin dan berbelasungkawa atas meninggalnya salah satu keluarga kami dari BCS yaitu saudara Aditya. Kami sangat menyesalkan dan mengecam kejadian ini kembali terulang serta akan mengawal hingga tuntas sampai pelaku diberikan hukuman yang setimpal," ujar direktur utama PT Putra Sleman Sembada (PT PSS), Andy Wardhana dalam keterangan resminya, Minggu (28/8/2022) sore.

"Tidak ada yang lebih berharga dari sepak bola daripada nyawa itu sendiri. Tentu menjadi suatu impian dari kita semua dari PSS saya rasa juga dari klub lain bahwa rivalitas itu hanya ada di lapangan selama 90 menit, lalu setelah itu kita tetap sebagai suatu keluarga dan juga menjunjung tinggi sportifitas," sambungnya.

Dari informasi terakhir pihak kepolisian, pelaku pengeroyokan sudah tertangkap dan polisi sedang mendalami kasus tersebut.

"Dari kejadian sebelumnya, saya sudah tidak ingin ini terjadi kembali. Membayangkan bagaimana orang tuanya melepas anaknya untuk mendukung kebanggan dan ternyata ia tidak pernah kembali membuat hati saya sangat teriris," urainya.

"Siapapun pelakunya, semoga pihak kepolisian bisa memberikan hukuman yang setimpal. Saya berharap kejadian ini tidak terulang lagi dan menjadi pembelajaran untuk kita yang cukup mahal," ungkapnya.

Menurut Andy, sapaan akrabnya, berharap agar dari kejadian ini, suporter sepak bola di seluruh Indonesia bisa sadar dan hal serupa seperti ini tidak perlu terjadi lagi.

"Saya berharap dengan kejadian ini, seluruh suporter sepak bola di seluruh Indonesia bisa sadar dan membuka mata kalau sepak bola tidak lebih berharga daripada nyawa. Semoga kita bisa lebih baik lagi menata kekeluargaan di antara para suporter sepak bola di Indonesia" pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Pemerintah Bakal Bangun Pusat Pelatihan untuk Olimpiade 2028

Olahraga
| Senin, 02 Desember 2024, 11:17 WIB

Advertisement

alt

Berkunjung ke Chengdu Melihat Penangkaran Panda

Wisata
| Sabtu, 30 November 2024, 21:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement