Advertisement

Ronaldo Kwateh, Pemecah Rekor Timnas yang Sering Disangka Orang Asing padahal Berlogat Jogja

Budi Cahyana
Jum'at, 28 Januari 2022 - 19:27 WIB
Budi Cahyana
Ronaldo Kwateh, Pemecah Rekor Timnas yang Sering Disangka Orang Asing padahal Berlogat Jogja Ronaldo Kwateh - Instagram @ronaldokwateh7

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ronaldo Kwateh membuat sensasi setelah memecahkan rekor sebagai pemain Timnas Indonesia termuda sepanjang sejarah. Sebagai anak dari pria kelahiran Liberia, Ronaldo kerap disangka orang asing, padahal gaya bicaranya medhok alias berlogat Jogja kental.

Penampilannya yang berbeda dari orang Indonesia kebanyakan membuatnya minder, meski lama-lama dia akhirnya terbiasa.

Advertisement

BACA JUGA: Nadi yang Dipotong: Bagaimana Industri Rokok Tersisih dari Industri Olahraga Global

“Sebagian besar orang melihat penampilan saya yang seperti orang luar [negeri]. Tetapi setelah berbicara, kata mereka ternyata saya medhok. Saya dari kecil tinggal di Jogja,” ujar Ronaldo Kwateh sebagaimana dikutup dari wawancara di Youtube Kmavis TV bebarapa waktu lalu.

Ayah Ronaldo Kwateh adalah Roberto Kwateh, mantar striker Persiba Bantul, PSIM Jogja, PSIS Semarang, Persib Bandung, PSCS Cilacap, dan Deltras Sidoarjo. Di Persiba Bantul, Roberto Kwateh menjadi idola bersama dua legiun asing lainnya, Ezequiel Gonzales dan Eduardo Bizarro. Roberto Kwateh kemudian mempersunting perempuan Bantul, Citra Kusumawati. Di Bantul pula, pasangan itu dikaruniai buah hati bernama Ronaldo Kwateh pada 19 Oktober 2004.

Mendapat bakat sepak bola dari sang ayah, Ronaldo Kwateh mengaku lebih banyak didorong ibunya untuk menjadi pemain yang gigih di lapangan hijau. Ronaldo pertama kali belajar di SSB Selabora Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Di awal latihan, dia sempat malu. Apalagi, pada awalnya dia tak menemukan teman yang cocok.

“Saat latihan, saya malah malu. Besoknya enggak mau datang lagi, soalnya ada teman yang agak nakal, saya takut, jadi saya minta pulang. Setelah sampai di rumah, sama ibu saya dikasih tahu, ‘Itulah sepak bola, kamu harus kuat mental, kalau kamu sudah akrab, nanti teman kamu bakal baik lagi’,” kata Ronaldo Kwateh.

BACA JUGA: Perjalanan Mohamed Salah dari Delta Sungai Nil Menjadi Superstar Anfield, dan Penyebab Kegagalannya di Chelsea

Setelah di SSB Selabora, Ronaldo Kwateh kemudian pindah ke SSB Real Madrid yang juga masih berafiliasi dengan UNY. Lantas dia melanjutkan belajar ke beberapa SSB di DIY, seperti SSB MAS, SSB Pendowo, dan SSB Persiba.

Bakatnya membuat Ronaldo Kwateh direkrut  Akademi Persib Bandung dan tampil di Elite Pro Academy Liga 1 U-19 lalu. Namun, perjalanannya sempat terhenti karena pandemi Covid-19. Ronaldo Kwateh pulang kampung dan belajar di akademi sepak bola yang dikelola ayahnya, Roberto, dan pamannya, Julius Kwateh. Dua bersaudara Kwateh mendirikan JK Academy dan menggunakan Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, sebagai tempat latihan. Akademi sepak bola itu menggembleng pemain kelompok umur 15 tahun, 18 tahun, dan 21 tahun.

Ronaldo Kwateh lantas direkrut Madura United pada Februari 2021. Bersama Madura United, Ronaldo menjadi pemain debutan termuda di Liga 1 2021 pada usia 16 tahun 10 bulan.

Selain sukses menembus kompetisi kasta tertinggi Tanah Air, Ronaldo Kwateh juga sudah menjadi langganan Timnas Indonesia sejak U-16. Puncaknya adalah panggilan dari Shin Tae-yong untuk bergabung dengan Timnas Indonesia senior di laga persabahatan Januari ini. Ronaldo Kwateh menjawab kesempatan itu dengan apik.

Pemain bernama lengkap Ronaldo Joybera Kwateh itu menorehkan rekor saat diturunkan dari bangku cadangan saat Indonesia mengalahkan Timor Leste 4-1 pada laga persahabatan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Kamis (27/1/2022) malam.

BACA JUGA: Mario Gotze, Kemerosotan Tuhan Palsu

Kala dimasukkan Shin Tae-yong di babak kedua, Ronaldo Kwateh baru berusia 17 tahun, tiga bulan, delapan hari. Dia menjadi debutan termuda Timnas Indonesia, memecahkan rekor Asnawi Mangkualam Bahar yang pertama kali bermain untuk Indonesia di usia 17 tahun, lima bulan, 17 hari, pada 21 Maret 2017. Kini Asnawi adalah kapten kedua Timnas Indonesia setelah Evan Dimas.

Ronaldo Kwateh tak hanya membuat rekor, tetapi juga bermain apik. Dia mengukir asis untuk gol penyama kedudukan Indonesia yang dicetak Ricky Kambuaya di menit ke-56. Berkat asis Ronaldo Kwateh, Indonesia menyeimbangkan skor menjadi 1-1 dan selanjutnya melumat Timor Leste 4-1.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Kalahkan Ginting di Final All England Open 2024, Jonatan: Tak Disangka

Olahraga
| Senin, 18 Maret 2024, 07:37 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement