Advertisement

Reaksi Tim-Tim Belanda setelah Kompetisi Dihentikan

Newswire
Minggu, 26 April 2020 - 13:02 WIB
Galih Eko Kurniawan
Reaksi Tim-Tim Belanda setelah Kompetisi Dihentikan Ajax Amsterdam - Twitter@AFCAjax

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Keputusan menghentikan kompetisi sepak bola Belanda dan menyatakan berakhir tanpa ada juara ternyata memicu kekecewaan Utrecht dan Cambuur Leeuwarden.

Federasi Sepak Bola Belanda KNVB (Koninklijke Nederlandse Voetbalbond) memutuskan kompetisi dihentikan karena pemerintah menetapkan lockdown untuk membendung penyebaran virus corona Covid-19 hingga September 2020.

Advertisement

Dengan begitu panjangnya pemberlakuan karantina wilayah, mustahil kompetisi sepak bola diteruskan. Oleh sebab itu, dua kompetisi teratas di Belanda, Eredivisie dan Eerste, dihentikan dan diputuskan tidak ada juara karena pertandingan masih tersisa banyak pertandingan yakni sembilan matchday.

Ini untuk kali pertama sejak 1945—ketika terjadi Perang Dunia II—tidak ada juara di dua divisi teratas liga sepak bola Belanda.

Ajax Amsterdam, juara bertahan, bersedia menerima keputusan tak ada juara Eredivisie musim 2019-2020, tetapi putusan itu direspons dengan kekecewaan oleh Utrecht dan SC Cambuur Leeuwarden.

Ajax saat ini memuncaki klasemen Eredivisie dengan 56 poin dan hanya unggul selisih gol atas AZ Alkmaar di posisi kedua dengan nilai yang sama.

"Kami memimpin klasemen hampir sepanjang musim, memang disayangkan tidak bisa menjadi juara, tetapi menilik situasi saat ini, hal itu bisa dipahami," kata Direktur Pemasaran Ajax Edwin van der Sar kepada kanal video klub dilansir Reuters dan dilaporkan Antara pada Sabtu (25/4/2020) WIB.

"Saat ini ada banyak hal yang lebih penting dibandingkan dengan sepak bola," ujar mantan penjaga gawang legendaris Ajax dan Manchester United itu.

Akan tetapi, keputusan KNVB yang juga meliputi penganuliran promosi dan degradasi serta penentuan alokasi tiket kompetisi Eropa tidak diterima dengan baik oleh Utrecht dan Cambuur.

Cambuur yang saat ini memimpin Eerste Divisie (divisi dua) dengan 66 poin harus menunda ambisi mereka promosi ke Eredivisie sebab tak ada promosi/degradasi musim ini. Padahal mereka sudah unggul 11 poin dalam perebutan tiket promosi ke Eredivisie dengan sisa sembilan pertandingan.

"Ini skandal terbesar sepanjang sejarah olahraga Belanda," kata pelatih kepala Cambuur, Henk de Jong.

Sedangkan Utrecht, yang telah menempati satu tempat di partai final Piala Belanda (KNVB Beker) melawan Feyenoord, harus merelakan satu tiket fase grup Liga Europa tak bisa mereka raih lewat perjuangan di atas lapangan.

Keputusan menghentikan sepak bola di Belanda membuat final Piala Belanda tak digelar dan tiket fase grup Liga Europa langsung diberikan kepada Feyenoord yang saat ini berada di urutan ketiga klasemen Eredivisie.

"Tak bisa diterima bahwa Piala Belanda diabaikan sama sekali dan tak menghasilkan tiket ke kompetisi Eropa seperti seharusnya," demikian pernyataan resmi Utrecht.

Penghentian kompetisi membuat Utrecht juga kehilangan kesempatan meraih tiket ke Eropa lewat jalur liga, padahal mereka berada di urutan keenam dan hanya tertinggal 3 poin dengan satu laga simpanan dari Willem II di urutan kelima.

Willem dan PSV Eindhoven diputuskan memperoleh tiket ke babak kedua kualifikasi Liga Europa, tetapi alokasi tiket kompetisi Eropa tersebut masih dikonfirmasikan KNVB ke Union of European Football Associations (UEFA).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement