Advertisement

Newcastle Belum Tentu Bisa Jor-joran Beli Pemain Top

Newswire
Jum'at, 24 April 2020 - 23:27 WIB
Budi Cahyana
Newcastle Belum Tentu Bisa Jor-joran Beli Pemain Top Newcastle United - wfcforums.com

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Selama beberapa pekan terakhir, Newcastle United menjadi pusat perhatian karena sedang terjadi proses pembelian klub ini dari pemilik lama, Mike Ashley, kepada calon pemilik baru, sebuah konsorsium yang dimotori badan investasi dana publik Arab Saudi, yang dipimpin putra mahkota negara kerajaan itu, Mohammad bin Salman.

Melalui serangkaian pemeriksaan kelayakan yang dijalankan badan usaha Inggris dan pengelola Liga Primer Inggris terhadap calon investor baru, proses pembelian kepemilikan klub senilai 300 juta pound sterling atau setara Rp 5,7 triliun diperkirakan akan tuntas pada 30 April 2020.

Advertisement

Hal itu jika berlangsung mulus. Pasalnya, ada kritikan keras dari para penggiat hak asasi kemanusiaan soal latar belakang motor utama calon pemilik baru Newcastle United tersebut.

Di sisi lain, pemerintah Inggris melalui Menteri Kebudayaan, Oliver Dowden, mengatakan proses pengambilalihan kepemilikan Newcastle United tergantung kepada pengelola Liga Primer Inggris dan bukan kepada mereka.

Di luar urusan politik tersebut, Newcastle United akan keluar dari masa stagnasi selama 13 tahun di bawah kepemimpinan Ashley, jika proses tes kelayakan dan ketepatan calon pembeli tersebut berlangsung lancar dan dinyatakan lulus.  

Selama ini, Ashley, pengusaha retail besar asal Inggris, dinilai tidak serius membangun Newcastle, yang pernah menjadi klub raksasa di bawah kepemimpinan pelatih Kevin Keegan.

Pelatih Rafael Benitez yang pernah membawa Liverpool memenangi Liga Champions pernah menangani The Magpies ini sebelum bentrok Ashley soal urusan pembelian pemain. Sekarang Steve Bruce menggantikan posisi Benitez dan membawa tim ini menapak ke peringkat ke-13 Liga Primer dan mencapai babak perempat final Piala Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).

Investasi besar-besaran ini, sejak Ashley mengambil alih kepemilikan Newcastle United pada 2007, memungkinkan Magpies menjadi Manchester City atau Paris Saint-Germain dalam bentuk yang lain.

Itu sebabnya pemain kelas bintang seperti  Griezmann, Cavani, dan Werner, serta pelatih tersohor seperti Pochettino dan Allegri, dikaitkan dengan isu soal pergerakan mereka ke St James' Park, stadion kandang Newcastle United.

Newcastle mendadak menjadi target destinasi nomor satu untuk para pemain, pelatih, dan agen yang bergairah menyambut proyek baru ini.

Tapi, kenyataan yang akan terjadi tidak akan sesederhana bayangan itu.

Saat-saat ketika klub-klub langsung meroket, seperti yang terjadi dengan Chelsea setelah dibeli konglomerat dari Rusia, Roman Abramovich, Manchester City setelah dikuasai Sheikh Mansour bin Zayed al Nahyan dari Abu Dhabi, dan Paris Saint-Germain pasca didanai penguasa Qatar, sudah usai.

Hal itu karena sekarang ada regulasi soal distribusi keuangan yang lebih ketat di badan sepak bola Eropa, UEFA, melalui peraturan Financial Fair Play (FFP).

Sang investor atau pemilik baru tidak bisa lagi sesukanya menggelontorkan uangnya untuk membesarknya klubnya di liga domestik dan Eropa. Jadi, bukan tak mungkin, Newcastle United tidak akan bisa sama seperti Chelsea, City, dan PSG.

Melalui FFP, klub-klub dibatasi untuk mengeluarkan uang hanya pada apa yang mereka peroleh sebagai entitas olahraga. Mereka dilarang melalukan pembelian pemain secara besar-besaran dan memberi gaji tinggi semata-mata karena gelontoran dana tak putus-putusnya dari kantong sang pemilik.    

Klub dilarang mengeluarkan uang melebihi pendapatan yang diterima melalui kegiatan keolahragaan mereka. Juga ada ketentuan dilarang merugi lebih dari 30 juta euro.

Ada pemeriksaan yang mendetail soal laporan keuangan klub yang dilakukan UEFA berdasar 116 lembar dokumen FFP. Hal itu yang membuat PSG dan City sempat kena skorsing dalam soal transfer dan yang paling berat yang diterima Manchester City sekarang, yaitu larangan dua musim tampil di Liga Champions mulai musim 2020-2021.

Karena itu jika Newcastle United bisa mendatangkan Antoinne Griezmann dan kawan-kawan serta pelatih sekaliber Massimiliano Allegri, hal itu harus dibarengi dengan kemampuan manajemen Magpies ini meningkatkan kemampuan dalam pencarian keuntungan yang seiring dengan tingkat kemajuan prestasi di lapangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Proliga Hari Pertama, Jakarta Pertamina Enduro Kalahkan Bandung BJB

Olahraga
| Jum'at, 26 April 2024, 10:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement