Advertisement

Kekerasan yang Diduga Melibatkan Suporter & Intimidasi Bek PSIM Resmi Dibawa ke Jalur Hukum

Fahmi Ahmad Burhan
Rabu, 23 Oktober 2019 - 19:12 WIB
Budi Cahyana
Kekerasan yang Diduga Melibatkan Suporter & Intimidasi Bek PSIM Resmi Dibawa ke Jalur Hukum Guntur Aga Tirtana(kiri) dan Budi Cahyono (kanan) menunjukkan berkas laporan di Mapolda DIY, Rabu (23/10 - 2019).

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dua awak media, yakni Guntur Aga Tirtana, pewarta foto Radar Jogja, dan Budi Cahyono, jurnalis foto Goal Indonesia, melaporkan kepada polisi intimidasi yang mereka terima saat meliput pertandingan PSIM melawan Persis di Stadion Mandala Krida, Jogja.

Saat bek PSIM Achmad Hisyam Tolle melepaskan tendangan kungfu kepada pemain Persis Solo Mochamad Shulton Fajar, Budi memotretnya. Ketika Tolle menyadari aksinya disorot kamera oleh Budi. Ia lantas mendekati Budi.

Advertisement

“Kemudian dia mengejar saya untuk menghapus file yang ada di kamera. Saya berusaha bertahan, tetapi dalam kondisi seperti itu akhirnya file-file itu harus saya hapus,” ujar Budi.

Ia dipaksa menghapus lebih dari 10 frame oleh Tolle. Menurut dia, beberapa pemain yang PSIM lain juga memaksanya menghapus foto. “Beberapa pemain lain juga memegang kamera saya untuk menghapus file yang ada di situ. Ada tiga orang yang ada di sekitar saya. Kalau mengancam enggak, hanya kata-kata emosional untuk menghapus file,” tutur Budi.

Setelah mencoba bertahan, ia harus merelakan file fotonya dihapus. Ia dipaksa menghapus foto di ruang ganti pemain oleh tiga pemain PSIM itu.

Dia kemudian melaporkan Achmad Hisyam Tolle ke Polda DIY pada Rabu (23/10/2019).

Sementara, Guntur Aga Tirtana melaporkan beberapa orang yang memukulnya saat ia memotret proses evakuasi di tengah kericuhan.

“Ketika ada kerusuhan di stadion, polisi tembakkan gas air mata, situasi tambah chaos. Ada damkar [pemadam kebakaran] mengevakuasi anak kecil di tribune barat, karena sudah chaos maka mereka [damkar] mengamankan anak kecil dulu. Saya ambil foto evakuasi damkar itu,” tutur Guntur pada Rabu.

Saat memotret ia kemudian didatangi sejumlah orang yang kemungkinan besar suporter.

“Dia mengintimidasi, melarang saya motret, minta hapus foto, saya tidak mau, lalu dari belakang saya dicekik, dipukul ramai-ramai. Saya refleks selamatin kamera, akhirnya bisa melarikan diri,” kata dia.

Ia mengaku dipukul di badan bagian belakang sebanyak lima kali. Hasil pemeriksaan dari dokter, kondisinya baik-baik saja, hanya sedikit memar.

Ketua Seksi Wartawan Olahraga (Siwo) PWI DIY Janu Riyanto yang mendampingi Budi mengatakan Tolle diduga melanggar Undang-Undang Pers. “Itu menurut saya sudah menjadi pelanggaran yang sangat memprihatinkan. Seorang pemain yang notabene diikat oleh aturan-aturan fairplay, sportivitas, tapi justru melakukan tindakan yang menurut saya sudah kebablasan.”

Tollejuga dibidik dengan Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan. Sementara, untuk kejadian yang menimpa Guntur, tindakan pidana yang disangkakan adalah Pasal 170 KUHP pengeroyokan yang melibatkan beberapa orang.

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol. Yuliyanto mengatakan jajarannya akan menindaklanjuti kasus yang menimpa Guntur dan Budi.

“Laporan diterima dari pelapor. Pelapor kemudian dimintai keterangan, baru nanti saksi-saksi atau orang-orang yang dituduhkan kami mintai keterangan,” katanya pada Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Olimpiade Paris 2024, Obor Api Dimulai Dinyalakan dari Reruntuhan Kuil Hera di Yunani

Olahraga
| Senin, 15 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement