Advertisement

Catalonia Rusuh, El Clasico Bisa Pindah ke Madrid

M. Syahran W. Lubis
Kamis, 17 Oktober 2019 - 11:02 WIB
Galih Eko Kurniawan
Catalonia Rusuh, El Clasico Bisa Pindah ke Madrid Suporter Barcelona mengibarkan bendera Catalonia. - The Times

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Pengelola Divisi Primer La Liga Spanyol meminta agar pertandingan El Clasico pertama antara Barcelona dan Real Madrid dipindahkan dari Barcelona ke Madrid sebagai ibu kota di tengah meningkatnya protes di Catalonia.

Sembilan pemimpin separatis Katalan divonis dipenjara selama antara 9 dan 13 tahun pada awal pekan ini karena peran mereka dalam referendum ilegal dan upaya kemerdekaan yang gagal berikutnya. Hal itu memicu protes dan bentrokan di seluruh wilayah. Barcelona adalah ibu kota Catalonia.

Advertisement

Pertandingan akan berlangsung pada 26 Oktober di Stadion Camp Nou Barca. Namun, otoritas La Liga telah meminta Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) untuk membalikkan tuan rumah pertandingan pertama menjadi ke markas Real Madrid, Santiago Bernabeu.

Pertemuan kedua sejauh ini dijadwalkan berlangsung di Madrid pada Maret. Jika, usulan pengelola La L:iga ini disetujui Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), maka pertemuan kedua baru akan digelar di Barcelona.

"Kami telah meminta Komite Kompetisi RFEF untuk bertemu dan mengubah lokasi El Clasico ke Madrid karena keadaan luar biasa di luar kendali kami," kata juru bicara La Liga.

RFEF tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters mengenai usulan La Liga tersebut.

Pengumuman hukuman penjara memicu protes massa di seluruh wilayah, dengan kekacauan di bandara El Prat Barcelona yang mengarah ke pembatalan puluhan penerbangan serta bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa.

Lebih dari 40.000 orang turun ke jalan dengan 125 luka-luka, dengan pihak berwenang mengatakan tidak ada yang terluka yang serius.

Polisi setempat mengonfirmasi 30 penangkapan dilakukan di seluruh Catalonia, dengan 43 petugas terluka selama demonstrasi.

Pada Senin (14/10/2019), Barca merilis pernyataan berjudul "Penjara bukan solusi" sebagai bentuk mengutuk hukuman, sementara pelatih Manchester City asal Spanyol, Pep Guardiola, juga menentang hukuman penjara dalam sebuah video yang dirilis di media sosial oleh kelompok Tsunami Demokrat.

Protes berlanjut sepanjang Rabu (16/10/2019), dengan jaringan kereta berkecepatan tinggi di negara itu mengalami penundaan jadwal, sementara jalan raya di seluruh Catalonia dan banyak jalan utama Barcelona tetap ditutup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement