Advertisement

Jerman Vs Belanda: Mengingat Kembali Cara Koeman Menghina Jerman

Chrisna Chaniscara
Jum'at, 06 September 2019 - 19:02 WIB
Budi Cahyana
Jerman Vs Belanda: Mengingat Kembali Cara Koeman Menghina Jerman Rpnald Koeman - Reuters/Fabian Bimmer

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Rivalitas Belanda san Jerman sangat sengit pada dekade 1990-an. Ronald Koeman yang kini menangani Belanda adalah salah satu pemain yang terlibat dalam persaingan paling menarik di Eropa tersebut.

Koeman sempat membuat penggawa Timnas Jerman geram setengah mati saat Jerman dan Belanda bersua di Volksparkstadion, Hamburg, 1988. Koeman, yang masih aktif sebagai pemain, melakukan tindakan provokatif yang mungkin tak termaafkan dalam sejarah rivalitas kedua tim seusai membantu Belanda lolos ke final Euro 1988 dengan kemenangan 2-1 atas tim Panser.

Advertisement

Semua berawal dari ajakan Koeman bertukar kostum dengan gelandang Jerman, Olaf Thon. Namun apa yang dilakukan Koeman kemudian? Dia justru menggunakan kostum itu untuk membersihkan pantatnya di hadapan sekitar 60.000 pendukung Jerman yang memadati Volksparkstadion.

Usut punya usut, aksi tidak simpatik itu adalah buntut kekalahan Belanda dari Jerman dengan skor 1- 2 di final Piala Dunia 1974. Hasil itu membuat Jerman memproklamasikan diri sebagai Uber Alles (Jerman di atas segalanya) setelah sukses mengawinkan gelar Piala Dunia dengan kampiun Eropa, dua tahun sebelumnya.

“Tahun 1988 tidak bisa menghapus kenangan kami tentang 1974. Sakit hati kami masih membekas. Saya mengerti apa yang kulakukan setelah pertandingan itu hanya tindakan impulsif yang akan Anda sesali. Namun bagi saya, hal itu sudah saya lupakan,” ujar Koeman dalam wawancara dengan media Belanda, tujuh tahun silam.

Tiga dasawarsa berlalu, Koeman berkesempatan kembali ke Volksparkstadion ketika memimpin Belanda menghadapi Jerman di Kualifikasi Euro 2020, Sabtu (7/9/2019). Koeman jelas berharap mampu mengulangi memori manis tahun 1988 itu sebagai pelatih De Oranje. Sebab, hanya kemenanganlah yang akan menjaga peluang Frenkie de Jong dkk. bersaing untuk lolos dari Grup C babak penyisihan.

Sejauh ini, Belanda tertahan di peringkat ketiga dengan tiga poin dari dua laga. Mereka tertinggal enam poin dari Jerman yang telah menyapu bersih tiga laga dengan kemenangan. Meski butuh tiga poin, Koeman mewanti-wanti agar pemain bermain lepas dengan mengatakan laga melawan Jerman bukanlah segalanya.

“Ini tidak krusial, sekalipun untuk kualifikasi [Euro 2020]. Kami harus mengumpulkan 12 poin di pertandingan melawan Estonia dan Belarusia, dan menjadi tim yang lebih baik saat bentrok dua kali dengan Irlandia Utara,” ujar Koeman dilansir ESPN, Kamis (5/9/2019).

Belanda dapat memanfaatkan berkurangnya kekuatan Jerman di lini belakang dengan absennya Mats Hummels, Jerome Boateng dan Antonio Rudiger. Lini depan Jerman pun mendapat ujian menyusul cedera Leroy Sane, Thomas Muller dan Julian Draxler. Namun, Tim Panser masih memiliki Marco Reus dan Serge Gnabry yang bisa kembali memberi luka bagi Belanda.

“Ada rivalitas besar antara kami. Ini adalah pertandingan yang dinanti-nantikan banyak orang di seluruh dunia. Tidak ada yang lebih baik dibanding meninggalkan lapangan dengan kemenangan,” ujar winger Dortmund itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement