Advertisement

Meski Berharga Rp1,4 Triliun, De Ligt Tetap Butuh Adaptasi dengan Sepak Bola Italia

Chrisna Chaniscara
Senin, 02 September 2019 - 16:52 WIB
Budi Cahyana
Meski Berharga Rp1,4 Triliun, De Ligt Tetap Butuh Adaptasi dengan Sepak Bola Italia Matthijs De Ligt - Twitter

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Matthijs De Ligt sudah berstatus bintang meski usianya masih 19 tahun. Dia digaet dari Ajax di bursa transfer musim panas dengan mahar 85,5 juta euro atau setara Rp1,4 triliun.

Tak cuma berharga mahal, De Ligt juga terbiasa menjadi pemain inti meski masih belia. Koleksi caps-nta di Timnas Belanda sudah 17. Di Ajax, De Ligt adalah kapten dan selalu main tiap pekan. Jadi, dia sempat terkaget-kaget saat dia dicadangkan Juventus dalam laga perdana Serie A kontra Parma 24 Agustus 2019 lalu. Saat itu Maurizio Sarri lebih memilih Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci sebagai tandem di jantung pertahanan ketimbang memasang pemain senilai 85,5 juta euro (Rp1,4 triliun itu).

Advertisement

“Biasanya, saya lebih suka bermain [jadi starter] dan saya tidak mendapatkan pesan apapun dari sesi latihan, jadi saya tidak menyangka ada di bangku cadangan,” ucap De Ligt dilansir Football Italia beberapa waktu lalu.

Namun fans Juve tampaknya yang giliran dibikin kaget dengan penampilan bek Timnas Belanda itu. Menjalani debutnya bersama Juve menyusul cedera Giorgio Chiellini, pemain 20 tahun itu tampil di luar ekspektasi sehingga membuat tim harus kebobolan tiga gol dari Napoli.

Pertandingan awalnya memang berjalan cukup baik untuk eks bek Ajax Amsterdam itu setelah Juve unggul 3-0 hingga menit ke-65. Namun setelah itu performa de Ligt di jantung pertahanan mulai terekspos setelah tim tamu gencar mengejar ketertinggalan.
De Ligt tampak kesulitan membaca pergerakan para pemain di lini depan Napoli.

Hal tersebut dimanfaatkan Partenopei untuk mencetak tiga gol balasan. Seluruh gol yang dibuat Dries Mertens dkk. tak lepas dari kesalahan De Ligt dalam menjaga pemain Napoli. Untungnya Juventus kemudian mampu memenangi 4-3 setelah Kalidou Koulibaly mencetak gol bunuh diri di menit akhir.

Secara statistik De Ligt juga tak tampil istimewa. Opta mencatat de Ligt minim aksi bertahan. Sepanjang laga, ia hanya dua kali memenangi duel, satu kali melakukan tekel serta membuat lima kali sapuan bola. Asisten Pelatih Juventus, Giovanni Martusciello, mengakui de Ligt tak tampil optimal di laga ini.

Namun, dia memakluminya karena bek kelahiran Leiderdrop ini masih beradaptasi dengan pola main Si Nyonya Tua. “De Ligt masih sedikit tertinggal dalam hal mempelajari pergerakan pemain dan menjadi bagian dari lini pertahanan kami,” kata Martusciello seperti dilansir Football Italia, Minggu.

Martusciello menilai iklim kompetisi Seri-A sangat berbeda dengan Eredivisi yang sempat digeluti sang bek selama tiga tahun bersama Ajax. Meski demikian, dia meyakini De Ligt akan beradaptasi dengan cepat karena memiliki kualitas dan kecerdasan.

“Kami sebenarnya berharap ada lebih banyak waktu untuk membuatnya mengerti betul pola permainan kami. Sayangnya Giorgio Chiellini mengalami cedera serius dan mengubah rencana itu,” ucap Martusciello.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

PLN Mobile Proliga 2024 di Yogyakarta Resmi Dibuka, Jakarta Elektrik PLN Siap Berlaga

Olahraga
| Jum'at, 26 April 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement