Advertisement

Sepak Bola Putri Garapan Kemenpora Ditolak di Aceh karena Dianggap Sebabkan Degradasi Moral

Newswire
Jum'at, 05 Juli 2019 - 21:42 WIB
Budi Cahyana
Sepak Bola Putri Garapan Kemenpora Ditolak di Aceh karena Dianggap Sebabkan Degradasi Moral Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan salah satu ikon atau Provinsi Aceh di Banda Aceh, Senin (8/4/2019). - Antara/Irwansyah Putra

Advertisement

Harianjogja.com, BANDA ACEH - Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh menolak sepak bola putri yang rencananya digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di Kota Lhokseumawe, Aceh, akhir Juli 2019.

"Aceh sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, tidak wajar melaksanakan kegiatan semacam itu karena menjatuhkan harkat, dan martabat rakyat Aceh," kata Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Rizki Ardial mewakili Dema di Banda Aceh, seperti dilaporkan Antara Jumat (5/7/2019).

Advertisement

Pihaknya sangat menyayangkan tahap seleksi pemain sepak bola putri U-17 yang telah digelar pada 30 Juni 2019 di Stadion PT Perta Arun Gas di Lhokseumawe menjelang pelaksanaan kompetisi.

Ia mengatakan, sepak bola putri tidak sesuai dengan kultur dan kearifan lokal masyarakat di Aceh yang memegang teguh pelaksanaan syariat Islam.

Oleh sebab itu, mahasiswa Ar-Raniry Banda Aceh mendesak Pemerintah Aceh agar segera membatalkan liga tersebut karena dapat menimbulkan degradasi moral terhadap kaum hawa di provinsi berjuluk Serambi Mekkah.

"Di saat penerapan syariat Islam secara kaffah sedang kita upayakan di Aceh, jangan ada upaya dari pihak lain untuk mengganggu dengan hal-hal yang demikian," katanya.

Jika perhelatan sepakbola putri tetap digelar di provinsi paling barat Indonesia ini, kata dia, kemungkinan akan terjadi konflik kepentingan yang dapat memecah kedamaian dalam masyarakat di Aceh.

Mereka mengancam akan turun langsung ke lapangan sepak bola apibla penyelenggara tidak mengindahkan peringatan yang diberikan kalangan mahasiswa tersebut.

"Kami meminta kepada penyelenggara untuk membatalkan acara itu, karena tidak sesuai kearifan lokal yang ada di Aceh," ujar Rizki.

Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Organisasi Kepemudaan (OKP) Pengawal Syariat Islam Kota Lhokseumawe pekan ini menyatakan secara tegas menolak sepak bola putri U-17 yang akan dilaksanakan di Lhokseumawe pada Juli hingga September 2019.

"Kami menolak segala bentuk kegiatan bertentangan syariat Islam, dan kearifan lokal masyarakat Aceh. Karena hal itu (sepakbola puteri) sangat bertentangan dengan harkat, martabat, dan marwah perempuan Aceh yang berlandaskan syariat Islam dan kearifan lokal," ujar Koordinator Aksi, Teungku Sulaiman Lhokweng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement