Advertisement

Preview Brasil Vs Argentina: Selecao dalam Bayang-Bayang Mineirazo

Hanifah Kusumastuti
Selasa, 02 Juli 2019 - 17:22 WIB
Budi Cahyana
Preview Brasil Vs Argentina: Selecao dalam Bayang-Bayang Mineirazo Tim Nasional Brasil - Reuters/Luisa Gonzalez

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Di Stadion Mineirao, Brasil dibantai 1-7 oleh Jerman pada semifinal Piala Dunia 2014. Itu merupakan sejarah terkelam dalam persepakbolaan Brasil sejak mereka dipecundangi Uruguay 1-2 pada final Piala Dunia 1950 di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.

Tragedi Brasil di Mineirao lima tahun silam tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Mineirazo, mengingkuti insiden Marcana yang dijuluki Maracanazo. Mineirazo pun bakal membayangi Brasil ketika bertemu musuh abadi mereka, Argentina, pada semifinal Copa America 2019 di Mineirao, Belo Horizonte, Brasil, Rabu (3/7/2019) pukul 07.30 WIB.

Advertisement

Sebagian pemain yang memperkuat Brasil dalam tragedi Mineirazo memperkuat tim berjuluk Selecao pada Copa America 2019, yakni Thiago Silva, Dani Alves, Fernandinho, hingga Willian. Akan tetapi, sepertinya mereka sepakat untuk move on dari insiden memalukan dalam sejarah Selecao tersebut ketika kembali turun di Mineirazo melawan Argentina.

"Tidak ada seorang pun yang amnesia di sini, tidak akan pernah lupa denngan apa yang terjadi saat itu, namun inilah hidup, kami tidak boleh terjebak pada hal-hal buruk di masa lalu. Kami harus memikirkan hal-hal bagus," jelas Silva, seperti dilansir sports.yahoo.com, Senin (1/7/2019).

Brasil sendiri setidaknya pernah tiga kali menjamu Argentina di Mineirao, masing-masing di Kualifikasi Piala Dunia pada November 2016, Juni 2008, dan Juni 2004. Selecao pantas tersenyum. Sebab, Brasil tidak pernah menelan kekalahan dari musuh bebuyutan bebuyutan mereka tersebut dalam tiga kali duel di Mineirao tersebut, dengan perincian dua kali menang dan sekali imbang.

Pertemuan Brasil versus Argentina merupakan rivalitas paling panas dalam sejarah sepak bola dunia. Duel bertajul superclasico di Mineirao tak hanya sekadar memperebutkan tiket selembar tiket ke partai pamungkas. Gengsi dua negara yang menjadi kiblat sepak bola dunia ini akan ikut dipertaruhkan. Plus, Brasil dan Argentina sama-sama berambisi memupus paceklik gelar pada turnamen mayor.

Brasil kali terakhir mengangkat trofi bergengsi yakni saat juara Copa America 2007. Artinya, sudah sekitar 12 tahun, tim yang juga dijuluki Canarinho (Si Burung Kenari Kecil) ini paceklik gelar. Dalam rentang waktu 12 tahun itu, Brasil hanya mampu meraih titel hiburan pada Piala Konfederasi 2013. Argentina lebih parah. La Albiceleste tak pernah merasakan aroma juara sejak Copa America 1993 alias 26 tahun lamanya.

"Kami butuh persiapan ini, tidak seperti laga lainnya, namun seperti semifinal Copa America, tidak masalah siapa yang kami lawan. Kami tidak bisa berpikir tentang bermain dengan rival terbesar kami. Itu menguatkan legenda," ujar karteker pelatih Argentina, Lionel Scaloni, seperti dikutip hindustantimes.com. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jogja Tuan Rumah Superchallenge Supermoto 2024, Catat Tanggalnya

Olahraga
| Sabtu, 20 April 2024, 05:47 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement