Advertisement

PSIM Tampil Menjemukan & Kalah, Ini Komentar Vlado

Jumali & Budi Cahyana
Senin, 01 Juli 2019 - 19:42 WIB
Budi Cahyana
PSIM Tampil Menjemukan & Kalah, Ini Komentar Vlado Vladimir Vujovic - Harian Jogja/Dok/Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—PSIM Jogja menelan kekecewaan besar setelah kalah 1-2 dari tamunya, Persik Kediri, pada laga pekan ketiga Liga 2 2019 di Stadion Sultan Agung, Bantul, Senin (1/7/2019) sore. Laskar Mataram tampil jelek dan Pelatih Vladimir Vujovic mengakui buruknya penampilan anak asuhnya.

Vlado, sapaan karibnya, mengaku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. “Saya kecewa dengan pertandingan hari ini. Saya sudah bicara mengenai permainan mereka. Saya juga sudah ingatkan di ruang ganti,” kata Vlado.

Advertisement

Di babak pertama, menurut Vlado, permainan anak asuhnya jauh dari kata baik. Sebab, Persik mampu mendapatkan sejumlah peluang dan beruntung peluang itu gagal dikonversikan menjadi gol.

“Saya sudah coba ingatkan untuk disiplin. Kami tahu mereka banyak masuk di babak pertama, dan kami selalu gagal menutup ruang,” ucap Vlado.

Tanda pagar #Vladoout menggema di linimasa Twitter dan menjadi salah satu topik hangat pada Senin petang setelah PSIM tampil semenjana.

Tak sediki warganet mengumpat, menganggap PSIM sebaiknya dilatih Erwan Hendarwanto, pelatih Laskar Mataram musim lalu. Permainan PSIM kala kalah dari Persik memang jelek, jauh dari ekspektasi suporter di awal musim. Yang lebih mengecewakan, Laskar Mataram punya pemain dengan reputasi menjulang di persepakbolaan nasional, tetapi kalah dari Persik Kediri yang tak banyak diperkuat pemain ternama, kecuali eks gelandang Timnas Indonesia, Juan Revi.

Kekesalan suporter terhadap Vlado cukup beralasan. Di bawah kendali mantan bek Persib Bandung ini, PSIM tak menampilkan permainan menarik. Saat kalah dari Persik, PSIM banyak memainkan umpan lambung yang langsung mengarah ke jantung pertahanan Persik dan terlihat membosankan.

Di babak pertama, skema tersebut berjalan bagus. PSIM mengandalkan dua targetman sekaligus di lini depan, yakni Cristian Gonzales dan Raphael Maitimo, untuk menyambut umpan lambung dari lini tengah maupun belakang sembari menunggu gelandang serang merangsek ke kotak penalti.

Meski menjemukan, gaya seperti ini cukup manjur menghadirkan kemenangan. Gonzales selalu unggul dalam dua duel udara. Maitimo juga jago. Meski selalu kalah dalam dua duel, kekalahan tersebut melahirkan tendangan bebas untuk Laskar Mataram. Di menit ke-20, tendangan bebas yang diberikan kepada PSIM karena Maitimo dilanggar nyaruis membawa sahibulbait unggul. Tetapi, sundulan Gonzales masih bisa diblok kiper Persik.

Dalam 45 menit, dengan umpan-umpan panjang, PSIM menguasai serangan, melepaskan empat tembakan ke gawang, dan mencetak satu gol lewat Rosi Noprihanis tujuh menit sebelum turun minum.

Namun, di babak kedua situasi berubah. Musababnya adalah performa medioker lini belakang. Kiper I Putu Pager Wirajaya tampil buruk. Pada menit ke-53, ketika Persik mendapat tendangan bebas jauh dari luar kotak penalti, dia tak bisa mengambil keputusan dengan tepat. Putu Pager gagal menepis tendangan keras bek Persik Risna Prahala Benta yang meluncur di kiri bawah gawang Pager sehingga kedudukan menjadi 1-1.

Gol yang mengejutkan ini langsung direspons Pelatih Vladimir Vujovic. Di menit ke-63, dia menarik keluar Maitimo serta Rosi dan memasukkan Raymond Tauntu dan Hendrico Satriadi. PSIM hanya menyisakan satu targetman. Dengan skema ini, PSIM mencoba mengombinasikan umpan jauh dengan umpan pendek di lini serang PSIM. Gonzales masih jago di duel udara, tetapi operan pendek gagal diperagakan dengan sempurna oleh barisan gelandang serang.

Ketika lini depan PSIM kebingungan membongkar pertahanan Persik, lini belakang mereka tampil kacau. Permainan jelek barisan bek sudah terlihat di babak pertama. Di menit ke-18 Achmad Hisyam Tolle gagal mengontrol bola dan membut PSIM nyaris kebobolan. Untung saja Putu Pager bisa memblok tendangan keras Septian Bagaskara.

Kesalahan serupa di babak kedua, kali ini dilakukan Fandy Edy, harus dibayar mahal. Fandy Edy kalah berduel udara dengan Bagaskara yang melakoni tugas sebagai targetman Persik. Celaka, Fandy Edy adalah orang terakhir di lini belakang PSIM. Ketika dia kalah berduel, bola meluncur ke kota penalti PSIM dan dengan mudah dikuasai Arif Yanggi. Momen selanjutnya sangat mengecewakan untuk PSIM. Gaya umpan lambung yang diandalkan untuk mendulang angka berbalik menjadi senjata maan tuan.

Arif Yanggi menyepak bola ke kiri bawah gawang yang tak bisa ditahan Putu Pager. PSIM secara mengejutkan takluk 1-2.

Laskar Mataram mencoba membalas, lagi-lagi menggunakan skema umpan panjang yang kerap terburu-buru, dan hasilnya tidak manjur. Di menit terakhir, PSIM sebenarnya punya kesempatan menyamakan kedudukan. Tetapi sepakan keras Gonzales masih melenceng.

Ini adalah kekalahan kedua PSIM dalam tiga laga awal Liga 2. Di pertandingan pertama, PSIM mengalahkan tuan rumah Persiba Balikpapan 1-0, kemudian di pertandingan kedua kalah 0-1 dari Mitra Kukar dan kalah lagi dari Persik Kediri.

Persik kini malah memuncaki klasemen sementara Grup Timur dengan nilai tujuh, hasil dua kemenangan dan sekali imbang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement