Advertisement

Akhir Cerita di Johan Cruiyff Arena

Chrisna Chaniscara
Kamis, 09 Mei 2019 - 23:57 WIB
Budi Cahyana
Akhir Cerita di Johan Cruiyff Arena Ajax Amsterdam - Reuters/Piroscha Van De Wouw

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Ajax Amsterdam adalah sekumpulan cerita dongeng yang mewujud nyata di Liga Champions musim ini. Siapa sangka para anak “bau kencur” dengan permainan ofensif bisa menyingkirkan raksasa Eropa seperti Real Madrid hingga Juventus untuk menapaki babak empat besar.

Aroma harum babak final bahkan sudah menyeruak di penjuru Johan Cruiyff Arena saat Frenkie de Jong dkk. menahan imbang Tottenham Hotspur 2-2 hingga menit ke-95 leg kedua semifinal. Artinya Ajax bakal ke partai puncak dengan agregat 3-2. Namun lonceng kutukan kembali berdenting di stadion yang dulu bernama Amsterdam Arena itu.

Advertisement

Ya, bukan rahasia apabila De Godenzonen (Anak-Anak Tuhan) memiliki rekor buruk saat bermain kandang dalam fase knock out Liga Champions musim ini. Saat menghadapi Madrid, Ajax kalah 1-2 di kandang pada leg pertama babak 16 besar untuk kemudian bangkit lewat kemenangan 4-1 di Santiago Bernabeu. Begitu juga di perempat final. Ajax sempat ditahan imbang 1-1 di Johan Cruijff Arena pada leg pertama sebelum menang 2-1 di Turin dan lolos ke semifinal. Di babak empat besar Ajax lagi-lagi patah hati setelah gol Lucas Moura di menit ke-96 membuat mereka tersingkir setelah keok 2-3. Meski agregat sama 3-3, Spurs berhak ke final lewat keuntungan gol tandang.

“Ini jadi kali ketiga secara beruntun kami menang di laga tandang, tapi gagal memetiknya di kandang. Saya tak tahu kenapa. Kami selalu mencoba bermain dengan cara yang sama,” sesal De Jong seperti dilansir Sportskeeda, Kamis (9/5/2019).

Jika melongok lebih jauh, kutukan Johan Cruijff Arena sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Percaya atau tidak, Ajax tak pernah menang dalam delapan laga kandang terakhir di fase knockout Liga Champions sejak 1996. Ruang ganti Ajax pun mendadak sunyi ketika mereka harus kalah secara dramatis di hadapan publik sendiri. Bek Ajax, Matthijs de Ligt, mengaku masih tak percaya timnya kehilangan peluang lolos ke final di detik-detik terakhir. “Kami pikir kami berhasil, tapi itu tidak terjadi. Rasanya tanah seperti menghilang dari bawah kaki kami,” ujar de Ligt dilansir uefa.com.

Meski demikian, kapten Ajax yang dikabarkan diincar Barcelona itu meminta rekan-rekannya tetap berkepala tegak. “Memang sangat menyakitkan, tapi kami telah melakukan perjalanan fantastis dan kami bisa saja menjadi juara.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement