Advertisement

Sangat Perkasa di Prancis, Target Utama PSG Tetap Liga Champions

Chrisna Chaniscara
Selasa, 23 April 2019 - 10:22 WIB
Budi Cahyana
Sangat Perkasa di Prancis, Target Utama PSG Tetap Liga Champions Paris Saint Germain - Reuters/Gonzalo Fuentes

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Paris Saint-Germain (PSG) hanya klub dengan sisa-sisa kejayaan masa lalu sebelum Qatar Sport Investment mengambilalih tim tahun 2011. Kali terakhir PSG mengangkat trofi Ligue 1 pada musim 1993/1994 atau saat diperkuat bintang macam Youri Djorkaeff dan David Ginola.

Namun dengan gelontoran dana dari Nasser Al Khelaifi yang seperti tanpa batas, kini Les Parisiens berubah menjadi tim langganan juara kompetisi domestik. Meski sempat tertunda tiga kali, PSG akhirnya memastikan gelar Ligue 1 musim ini setelah hasil imbang Lille 0-0 kontra Toulouse, beberapa jam sebelum PSG membekuk AS Monaco dengan skor 3-1 di Parc des Princes, Senin (22/4/2019) dini hari WIB. Selisih 19 poin mustahil dikejar Lille dengan sisa lima laga.

Advertisement

Trofi ini menjadi gelar keenam PSG dari tujuh musim terakhir. Hanya Juventus yang punya rekor dominasi lebih baik ketimbang PSG dengan delapan gelar liga beruntun. Bagi sebagian pihak, persaingan Ligue 1 musim ini seperti mengulangi “opera sabun” yang terjadi di musim-musim sebelumnya. Bagaimana tidak? Para peserta Ligue 1 bisa dibilang sudah tahu siapa yang akan keluar sebagai juara menyusul dominasi kuat Les Parisiens.

Bukan kali ini saja PSG mampu memenangi trofi sebelum kompetisi usai. Pada musim 2015/2016, mereka bahkan mampu mengunci gelar saat kompetisi baru menyentuh pekan ke-30. Kedigdayaan Marco Verratti dkk. musim ini salah satunya berkat ketajaman lini depan. Kehadiran pemain top dunia seperti Kylian Mbappe dan Neymar membuat PSG sejauh ini mengemas 95 gol dari 33 laga. Klub tertajam kedua di Ligue 1, Lyon dan Strasbourg, bahkan tertinggal 40 gol dari PSG.

Namun Les Parisiens tetap saja tak lolos dari cibiran meski begitu dominan di Ligue 1. Apalagi kalau bukan performa mereka yang mendadak seperti “ayam sayur” ketika tampil di Liga Champions. Prestasi terbaik PSG di kompetisi tertinggi Eropa “hanyalah” perempatfinal pada 2013 hingga 2016. Tiga musim terakhir klub Ibu Kota itu malah mentok di 16 besar.

Pelatih PSG, Thomas Tuchel, mengaku gelar Ligue sangat istimewa karena diraih di musim pertamanya bersama PSG. Namun dia menegaskan tujuan utama tim ke depan adalah Liga Champions. “Ini gelar pertamaku bersama tim, sangat spesial. Paling tidak target minimal kami adalah meraih dobel [Ligue 1 dan Coupe de France]. Jika kami memenangi Coupe de France [final melawan Rennes, 28 April], musim ini terbilang sukses,” ujar Tuchel dilansir ESPN, Senin.

Striker PSG, Kylian Mbappe, mengaku kecewa musim ini mereka disingkirkan Manchester United di babak 16 besar. Namun pemain yang mencetak 36 gol bagi PSG musim ini itu menegaskan tim siap berjuang lagi tahun depan. “Kami masih punya target gelar lain untuk diraih,” ujar Mbappe yang memborong tiga gol saat PSG membekuk Monaco, dilansir Reuters. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

MotoGP Portugal 2024: Bagnaia Buka Suara Terkait Insidennya dengan Marc Marquez

Olahraga
| Senin, 25 Maret 2024, 09:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement