Advertisement

London Football Awards: Ganjaran untuk Kerja Keras Son

Hanifah Kusumastuti
Jum'at, 01 Maret 2019 - 23:15 WIB
Budi Cahyana
London Football Awards: Ganjaran untuk Kerja Keras Son Son Heung-Min meraih penghargaan di London Football Awards - Reuters/Peter Cziborra

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA - Pengaruh Son Heung-min di Tottenham Hotspur kian besar.  Sejak dibeli Spurs dari Bayer Leverkusen pada 2015, Son tidak langsung menjadi langganan starter di klub London Utara itu. Namun, perlahan tapi pasti, pria kelahiran Chuncheon, Korea Selatan (Korsel), ini tak tergantikan di Spurs.

Musim lalu, Son menyokong 12 gol dan enam asis untuk Spurs di Liga Premier Inggris. Itu menjadikan Son sebagai satu-satunya pemain Korsel yang mampu menembus minimal 10 gol selama semusim dalam sejarah Liga Premier. Musim ini lebih gila lagi. Dia menopang 11 gol dan 5 asis dalam 22 penampilan. Son bahkan bisa diandalkan sebagai pemasok rekening gol Spurs ketika tim polesan Mauricio Pochettino, tersebut kehilangan bomber Harry Kane dan Dele Alli karena cedera.

Advertisement

Tak berlebihan jika Son terpilih menjadi Pemain Liga Premier Terbaik di London Football Awards, Kamis (28/1/2019) malam waktu setempat. Tak tanggung-tanggung, mantan pemain FC Seoul ini mengalahkan pemain-pemain top, yakni rekan setimnya, Harry Kane; bomber Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang, dan bintang Chelsea, Eden Hazard.

Pemain Terbaik di London Football Awards ini dipilih dengan melibatkan panel berisi 22 ahli di bidang sepak bola, mulai dari Bobby Zamora, Bob Wilson, hingga TonyCottee.

"Ini sangat berarti. Begiku, ini spesial, gelar pertamaku. Banyak pemain yang tidak memenangi trofi seperti ini, jadi ini benar-benar spesial bagiku, terutama karena banyak pemain besar yang pernah memenangi ini sebelumnya. Ini sangat berarti dan saya sangat gembira memenanginya," jelas Son, seperti dilansir dailymail.co.uk.

Son memang bukan orang Korsel pertama yang menggebrak sepak bola Eropa. Sebelumnya, ada nama-nama seperti Park Ji Sung dan Ki Sung-yueng. Tapi Son bisa saja bakal menjadi pemain Korsel yang bakal paling dikenang dalam sejarah.

Musim ini, Son total menyokong 16 gol dan sembilan asis dalam 34 laga di semua kompetisi. Pada 2018 lalu, dia juga mengantar negaranya, Korsel, meraih medali emas Asian Games di Jakarta-Palembang, Indonesia. Gelar inilah yang membuatnya terbebas dari wajib militer di negaranya. Namun, puncak kariernya ini tidak diperoleh dengan instan.

Ada sosok sang ayah, Son Woong-jun, yang selalu mendukung kariernya sejak kecil. Woong-jun yang juga mantan pesepak bola profesional ini menderikan akademi sepak bola di kampung halamannya, Chuncheon, yang letaknya sekitar 75 km timur Seoul. Dia mencoba mengubah mindset pembinaan sepak bola di Korsel yang semula hanya berorentasi pada kemenangan namun melupakan dasar-dasar teknik permainan. Dan, Son dan saudaranya, merupakan murid pertama sang ayah.

Spurs pun mengawinkan gelar Pemain Terbaik dengan Pelatih Terbaik di London Football Awards kali ini. Adalah Mauricio Pochettino yang mendapat gelar kehormatan sebagai Pelatih Terbaik. Namun, masa depan Pochettino di Spurs sedang dipertanyakan. Selain dikaitkan dengan Manchester United, pemain asal Argentina ini disebut-sebut diminati Real Madrid untuk musim depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

PLN Mobile Proliga 2024 di Yogyakarta Resmi Dibuka, Jakarta Elektrik PLN Siap Berlaga

Olahraga
| Jum'at, 26 April 2024, 13:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement