Advertisement

Pembunuh Suporter Bukan Fans PSS & Persis, Polisi Akan Buru Hingga Liang Semut

Yogi Anugrah
Senin, 21 Januari 2019 - 18:45 WIB
Budi Cahyana
Pembunuh Suporter Bukan Fans PSS & Persis, Polisi Akan Buru Hingga Liang Semut Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Hadi Utomo (kanan) didampingi Kabid Humas Polda DIY AKBP Yuliyanto saat memberikan keterangan kepada wartawan di Mapolda DIY, Senin (21/1/2019). - Harian Jogja/Yogi Anugrah

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Polda DIY akan mengejar hingga liang semut penimpuk batu yang menewaskan suporter PSS. Menurut Direskrimum Polda DIY Kombes Pol. Hadi Utomo, pelempar batu bukan suporter PSS maupun Persis Solo.

“Kami sampaikan kepada para pelaku, kalau memang mau kuat-kuatan silakan. Kami akan mengambil tindakan tegas karena sudah beberapa kali. Tidak usah sembunyi, Anda pasti kami kejar sampai ke liang semut,” kata Hadi Utomo di Mapolda DIY, Senin (21/1/2019).

Advertisement

Salah satu suporter PSS, Muhammad Asadulloh Alkhoiri atau Asad, yang tinggal di Klaten, meninggal dunia pada Sabtu (19/1/2019). Dia kehilangan nyawa setelah terkena lemparan batu seusai menonton laga PSS melawan Persis Solo di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Kombes Pol. Hadi Utomo mengatakan seusai peristiwa tersebut, polisi langsung memeriksa tempat kejadian perkara dan sudah mempunyai gambaran kemungkinan pelaku berdasarkan keterangan saksi serta beberapa bukti.

“Kami sudah profiling kira-kira siapa yang patut diduga pelaku. Mohon doa restu dari rekan-rekan. Tidak akan memakan waktu lama, kami berkomitmen mengungkap kejahatan dengan cepat, tepat, dan tuntas,” kata dia.

Hadi menyebut pelempar batu bukan suporter PSS maupun Persis Solo.

“Kami akan ambil tindakan tegas yang terukur sesuai dengan ketentuan yang berlaku kalau mereka tetap kucing-kucingan dengan kami.”

Hadi mengatakan polisi sudah berupaya mengamankan pertandingan tersebut. Namun, masih saja ada orang yang melempar batu hingga menewaskan pendukung PSS.

Kesaksian Adik

Korban meninggal saat berkendara memboncengkan adiknya sepulang dari Stadion Maguwoharjo. Muhammad Aflah Almanshurin, 15, melihat kakaknya terkena lemparan batu hingga nyawanya tak tertolong.

Ditemui wartawan di rumahnya, Dusus Sribit, Desa Pandeyan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Minggu (20/1/2019), Aflah bercerita ia dan kakaknya berangkat ke Sleman naik sepeda motor berboncengan sekitar pukul 12.30 WIB, Sabtu.

Seusai menonton laga tersebut, mereka pulang ke Klaten. Asad mengendarai sepeda motor dan Aflah memboncengnya. Dalam perjalanan pulang, mereka berada di belakang rombongan suporter Persis Solo, Pasoepati, yang juga perjalanan pulang ke arah Solo.

Di ruas jalan raya Jogja-Solo, Kecamatan Kalasan, Sleman, DIY, Asad dan Aflah melihat rombongan suporter di depan mereka menepi di sisi kiri jalan sekitar pukul 19.30 WIB. Asad lantas menyalip rombongan Pasoepati dari sisi kanan.

Asad bersama Aflah tak menyadari dari ruas jalan sebaliknya atau dari Solo menuju Jogja terdapat puluhan orang berombongan mengendarai sepeda motor melintas.

Sebuah batu beton berukuran besar dilempar dari rombongan tak dikenal tersebut hingga mengenai dada Asad. “Kakak saya sempat membelokkan sepeda motor ke kiri [tepi jalan]. Pada bagian bibirnya berdarah. Kondisinya masih sadar,” kata Aflah.

Melihat peristiwa tersebut, rombongan suporter Pasoepati lantas mendatangi Asad dan Aflah. Mereka memboncengkan Asad menuju Rumah Sakit Islam (RSI) Yogyakarta yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian guna mendapatkan perawatan.

Asad kemudian dirujuk ke RSUP dr. Sardjito, DIY. Namun, ia dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 23.00 WIB setelah mengalami perdarahan di ulu hati.

Aflah tak mengetahui ciri-ciri rombongan bersepeda motor yang melemparkan batu ke arah kakaknya tersebut. Ia hanya mengetahui mereka mengendarai sepeda motor secara bergerombol dan diperkirakan berjumlah 50 orang.

Batu dilempar saat rombongan itu berkendara sepeda motor di ruas jalan raya Solo-Jogja. Mereka terus melaju ke arah Jogja seusai melempar batu.

Aflah menjelaskan saat perjalanan berangkat dan pulang, ia bersama kakaknya tak mengenakan atribut suporter. Asad biasa menyimpan syal PSS Sleman di dalam jok sepeda motor dan hanya mengenakannya saat tim kesayangannya bertanding.

“Saat kejadian itu juga tidak ada atribut yang dikenakan karena sudah disimpan di dalam jok,” kata Aflah yang baru kali kedua diajak kakaknya melihat pertandingan PSS Sleman tersebut.

Asad dimakamkan pada Minggu sekitar pukul 14.00 WIB di Dukuh Sribit, Desa Pandeyan. Perwakilan suporter Persis Solo dan PSS Sleman berdatangan ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa.

Ayah Asad, Muhammad Thoyibin, menjelaskan keluarganya adalah pencinta bola tak terkecuali Asad. Mahasiswa Undip jurusan Administrasi Perkantoran semester III tersebut kerap melihat pertandingan PSS Sleman saat tim tersebut melakoni laga kandang di Stadion Maguwoharjo.

Asad menjadi suporter PSS Sleman sejak SMA. Thoyibin menjelaskan peristiwa yang menimpa anaknya sudah ditangani aparat Polres Sleman.

Barang bukti berupa batu yang diduga dilempar dan mengenai dada Asad sudah disita polisi. Thoyibin berharap pelaku pelempar batu hingga menyebabkan putra keduanya meninggal dunia itu segera tertangkap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Olimpiade Paris 2024, Obor Api Dimulai Dinyalakan dari Reruntuhan Kuil Hera di Yunani

Olahraga
| Senin, 15 April 2024, 11:37 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement