Advertisement

Ozil Menuai Simpati Publik, Pengkritiknya Hanya Orang Bodoh

Budi Cahyana
Rabu, 25 Juli 2018 - 06:25 WIB
Budi Cahyana
Ozil Menuai Simpati Publik, Pengkritiknya Hanya Orang Bodoh Mesut Ozil - Reuters/Michael Dalder

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Mundurnya Mesut Ozil dari tim nasional karena merasa menjadi korban rasisme memicu debat publik. Beberapa orang mengkritik Ozil, tetapi jauh lebih banyak yang membelanya.

Federasi Sepak Bola Jerman atau DFB, sebagaimana dikutup dari DW, Selasa (24/7/2018), menyangkal tuduhan Ozil tentang perilaku rasis yang berkembang di kalangan pejabat federasi. DFB menyatakan integrasi di semua level sepak bola di Jerman berjalan sukses. DFB menyesal karena Ozil pensiun dan berteri akasih banyak atas peran pentingnya membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 2018.

Advertisement

“Kami menyesal karena Ozil merasa tidak dilindungi dari perilaku rasis. Namun kami menolak DFB dikaitkan dengan rasisme. DFB selama bertahun-tahun bekerja keras untuk integrasi di Jerman,” demikian pernyataan tersebut dirilis.

Dalam surat terbuka di Twitter, Ozil mengecam Presiden DFB Reinhard Grindel karena tak melindunginya dari perilaku rasis dan malah memojokkannya. Grindel sampai sekarang belum berkomentar karena masih cuti.

Juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan integrasi di Jerman berjalan baik. Menurut dia, ada sekitar tiga juta masyarakat Jerman keturunan Turki tinggal di Jerman dan tidak ada masalah dalam integrasi. Merkel menganggap Ozil adalah pemain besar yang punya peran penting dalam integrasi para imigran.

Sementara, Presiden Bayern Uli Hoeness malah mengecam Ozil dan bersyukur karena Ozil sudah mundur dari Die Mannschaft. Hoeness mengatakan Ozil bermain layaknya sampah dan sudah sepantasnya pensiun. Agen Ozil, Erkut Sogut, langsung menyerang Hoeness, menyebut kritikan Hoeness kepada kliennya sebagau argumen bodoh.

Pembelaan Sogut sangat masuk akal. Ozil adalah pemain terbaik Timnas Jerman 2011, 2012, 2013, 2015, dan 2016. Dalam 92 penampilan internasional, Ozil mencetak 23 gol dan membuat 40 asis. Ozil adalah pemain paling menonjol dalam generasi emas sepak bola Jerman di milenium baru. Sementara, Hoeness adalah striker masa lalu yang menggelapkan pajak ketika menjadi pejabat di Bayern.

Prahara Ozil dimulai ketika dia berfoto bersama Presiden Turki Tayyip Erdogan. Ozil dikritik dan secara kelewat batas dikambinghitamkan atas kegagalan Jerman di Piala Dunia 2018. Padahal, banyak pemain yang bermain lebih buruk dari Ozil. Penyerang Bayern Thomas Muller salah satunya.

Banyak pihak yang mengkritik cara DFB menangani konflik. Theo Zwanziger, Presiden DFB periode 2006-2012 mengaku sangat sedih dengan penisunnya Ozil.

“Jika terjadi konflik, DRB seharusnya menyelesaikannya secara cepat menggunakan dialog. Namun, DFB gagal mengatasi persoalan ini dan isu ini kembali muncul. Imigran semestinya tidak merasa menjadi warga kelas dua di Jerman,” kata Zwanziger.

Bekas Juru Bicara DFB Harald Stenger bahkan melontarkan kritik lebih pedas, menyebut Grindel sebagai Presiden DFB terburuk dalam setengah abad dan semestinya melepaskan jabatannya.

“Presiden DFB punya tanggung jawab politik. Dia bertanggung jawab atas kekacauan komunikasi dan seharusnya dia mundur. Saya mengenal banyak Presiden DFB dan Reinhard Grindel adalah yang terburuk dalam 50 tahun ini.”

Bekas gelandang Jerman Dietmar Hamann menuding DFB tidak melindungi Ozil dari krtitikan setelah Jerman gagal di Rusia. Menurut dia, Ozil memang kurang bijak karena berfoto bersama Erdogan sebelum Piala Dunia. Namun, DFB gagal meredam persoalan itu dan Ozil menjadi bulan-bulanan.

“Masalah ini semestinya sudah dibereskan sebelum Piala Dunia. Kepemimpinan di DFB lemah. Mereka membiarkan masalah berkembang dan akhirnya semua orang menyerang Ozil,” ucap Hamann sebagaimana dilansir Sky Sports.

Grindel kini menjadi sasaran tembak banyak kalangan, termasuk dari CDU, partai yang pernah diikuti Grindel sebelum menjadi Presiden DFB. Juru Bicara Olahraga Partai CDU Frank Steffel menyatakan DFB seharusnya bisa menangani masalah Ozil.

Juru Bicara Olahraga Partai Hijau Erhard Grundl mengatakan pemain yang punya jasa besar bagi Jerman seharusnya dilindungi dari ancaman rasisme. Dia juga menyalahkan Grindel atas krisis ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jogja Tuan Rumah Superchallenge Supermoto 2024, Catat Tanggalnya

Olahraga
| Sabtu, 20 April 2024, 05:47 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement