Advertisement
Luka Modric Nilai Inggris Susah Ditaklukkan
Advertisement
Harianjogja.com, MOSKOW – Bagi pemain Tim Nasional Kroasia Luka Modric, sepak bola Inggris sudah tidak asing lagi. Pemain yang dijuluki Penyihir dari Kroasia tersebut pernah menjajaki belantara Liga Premier bersama Tottenham Hotspur pada 2008-2012. Meski bermain di level klub, Modric cukup tahu kondisi tim nasional di Negeri Ratu Elizabeth II selama empat tahun membela klub asal London Utara tersebut.
Pada musim panas 2008, para pemain Timnas Inggris berlibur dengan rasa bersalah karena mereka gagal lolos ke Euro 2008. The Three Lions (Tiga Singa), julukan Inggris, memang akhirnya terkualifikasi ke dua turnamen besar berikutnya, Piala Dunia 2010 dan Euro 2012. Tapi, performa Tinga Singa jauh dari kata membanggakan.
Advertisement
Padahal, Inggris bermaterikan pemain bintang dan berusia matang dalam periodeModric mengenakan klub London Utara, seperti Steven Gerrard, Frank Lampard, hingga Wayne Rooney. Tapi yang terjadi, Inggris hanya mentok di babak 16 besar di Piala Dunia 2010 dam hanya sampai perempat final di Euro 2012.
Namun, enam tahun sejak Modric meninggalkan Tottenham untuk bergabung dengan Real Madrid di Spanyol, Inggris melakukan sebuah langkah yang dibilang nekat. Gareth Southgate yang pernah dihujat karena menjadi biang kerok kekalahan Inggris dalam adu penalti melawan Jerman di semifinal Euro 1996, didapuk sebagai pelatih yang memimpin Piala Dunia 2018.
Penunjukan Souhtgate sebagai pelatih tim senior Inggris awalnya seperti sebuah “kecelakaan”. Mantan pemain Crystal Palace tersebut menggantikan posisi Sam Allardye yang dipecat karena skandal korupsi pada September 2016. Hanya dalam hitungan bulan, Southgate yang semula menjadi interim pelatih akhirnya resmi menangani tim senior The Three Lions.
Tak sedikit yang meragukan sentuhan pria berusia 47 tahun itu. Mantan pelatih Inggris U-21 tersebut juga membuat publik terhenyak karena memilih pemain-pemain muda minim jam terbang ke Piala Dunia 2018. Namun, dengan materi skuat berusia 25 tahun, Inggris seperti singa muda yang kelaparan selama berada di Rusia.
Harry Kane cs. mematahkan kutukan Inggris dalam adu penalti di turnamen besar ketika menyingkirkan Kolombia di babak 16 besar. Bukan hanya itu, pasukan Gareth Southgate akhirnya membawa Inggris lolos ke semifinal untuk kali pertama di Piala Dunia sejak 28 tahun silam seusai menundukkan Swedia 2-1 di perempatfinal Piala Dunia 2018.
Jika bisa memilih, Modric pun lebih suka menghadapi Inggris era 2008-2012 ketimbang Inggris bentukan Southgate ketika Kroasia bertemu Tiga Singa di semifinal Piala Dunia 2018 di Luzhniki, Moskow, Kamis (12/7/2018) pukul 01.00 WIB.
“Mereka lebih terlihat kuat sebagai sebuah tim. Saya tidak tahu apakah ada perbedaan secara mentalitas, namun tampaknya mereka lebih seperti sebuah tim [ketimbang menonjolkan individu pemain bintang]. Mereka punya kebersamaan yang sangat penting untuk bisa meraih sukses,” ujar Modric, seperti dilansir Theguardian.com, Selasa (10/7/2018).
Modric dan rekan-rekannya tidak akan membiarkan tim muda Inggris menghancurkan mimpi mereka. Setelah berhasil menyamai pencapaian terbaik Kroasia yang lolos ke semifinal Piala Dunia pada 1998, Modric cs. berharap bisa membawa negara pecahan Yugoslavia ini lolos ke final Piala Dunia untuk kali pertama sepanjang sejarah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Olimpiade Paris 2024, Obor Api Dimulai Dinyalakan dari Reruntuhan Kuil Hera di Yunani
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Laga Filipina vs Indonesia Diawali Hening Cipta untuk Pele
- Indonesia Melaju ke Semifinal Piala AFF 2022 Sebagai Runner Up Grup
- Klasemen Grup A Piala AFF 2022: Indonesia Kalah Selisih Gol dari Thailand
- PSIS Semarang Perpanjang Kontrak Fredyan 'Ucil'
- Pelatih Arema FC Minta Manajemen Rekrut Playmaker Asing
- PSIS Semarang Rekrut Adi Satryo
- Modric Tolak Tawaran Gabung Al Nassr
Advertisement
Advertisement